Tugas 1 Kesehatan Mental

1. Konsep sehat
Kesehatan mental berawal dari kata sehat. Apa itu konsep sehat ? menurut WHO (World Health Organization), sehat berarti tidak sakit. Maksudnya, tidak sakit dan tidak mengalami gangguan secara fisik dan psikis. Menurut psikologi, sehat adalah keseimbangan antara intuisi (feeling), kognisi (pikiran), dan konasi (tindakan). Dengan kata lain, orang yang sehat mentalnya, mampu menahan tekanan yang ditimbulkan stressor (pemicu stress). Berikut adalah delapan ciri individu yang bisa dikategorikan sebagai individu yang sehat/normal:
a. Bertingkah laku sesuai dengan norma-norma sosial yang ada.
b. Harus mampu mengendalikan emosi.
c. Mampu mengaktualkan potensi-potensi yang ada di dalam diri individu tersebut.
d. Harus dapat mengikuti kebiasaan-kebiasaan sosial yang ada di sekitarnya.
e. Harus mengetahui resiko apa yang akan dia alami setelah ia mengambil sebuah keputusan.
f. Mampu menunda keinginan sesaat untuk tujuan jangka panjang.
g. Harus mampu belajar dari pengalaman.
h. Harus selalu bergembira.
2. Sejarah perkembangan kesehatan mental
Sejarah perkembangan kesehatan mental dimulai ketika zaman pra ilmiah dahulu, atau ketika ilmu pengetahuan ilmiah belum masuk ke peradaban manusia sepenuhnya. Ketika itu, manusia hanya berpikir apa yang terjadi di dunia adalah berkat ddewa-dewi, roh halus, dll. Begitupun tentang kesehatan mental, pada zaman dahulu orang yang mengalami gangguan pada kesehatan mentalnya dianggap telah mendapat gangguan dari roh-roh jahat yang merasukinya. Oleh karena itu, penderitanya akan mendapat perlakuan tak layak yang tidak semestinya ia dapatkan. Mereka dikurung, dipasung, dirantai, dan diasingkan dari dunia sekitarnya. Sehingga penderita gangguan mental akan sangat tersiksa dan tidak memiliki akses ke dunia luar.
Sampai pada akhirnya pada tahun 1843 istilah kesehatan mental dikemukakan oleh W. Swetster. Sejak itulah kesehatan mental mulai menemui titik terang. Terutama pada perang dunia II, istilah kesehatan mental bukan lagi hal asing. Semenjak itulah kesehatan menta teris berkembang hingga sekarang.

3. Teori Kepribadian Sehat
a. Menurut aliran psikoanalisa
Psikoanalisa adalah salah satu aliran besar dalam psikologi. Dipelopori oleh Sigmund Freud, aliran psikoanalisa berpendapat bahwa manusia mempunyai alam sadar (consciousness) dan alam bawah sadar (unconsciousness), kedua hal tersebut ia namakan “levels of mental life”. Kesadaran (consciousness) adalah elemen mental yang disadari manusia, sedangkan ketidaksadaran adalah elemen mentalyang berisi dorongan, keinginan, insting, yang berada di bawah kesadaran manusia. Selain itu, aliran psikoanalisa memaparkan proses mental manusia yaitu id (das Es), ego (das Ich), dan superego (das Uber-Ich). Id dikenal dengan prinsip kepuasan, ego dikenal dengan prinsip realitas, sedangkan superego dikenal dengan prinsip moralistik dan idealistik. Menurut aliran psikoanalisa, kepribadian sehat adalah individu yang seimbang antara id, ego, dan superegonya.
b. Menurut aliran behavioristik
Behavioristik adalah aliran yang mengutamakan hubungan stimulus-respon dalam teorinya. Aliran ini dipelopori oleh E. L. Thorndike dan J. B. Watson, tetapi tokoh yang selalu dikaitkan dengan aliran behavioristik adalah B. F. Skinner. Aliran ini merupakan salah satu aliran yang banyak mengajukan teori belajar. Secara khusus, teori ini menekankan pada pentingnya pengaruh lingkungan dalam hal perilaku dan proses mental manusia, serta mengungkapkan bahwa respon berupa perilaku dan proses mental adalah hasil dari stimulus. Aliran ini juga menekankan pada perilaku yang bisa diamati (overt behavior). Kepribadian sehat menurut aliran behavioristik adalah yang bisa menghasilkan respon yang baik terhadap stimulus dan pengaruh lingkungannya.
c. Menurut aliran humanistik dan Maslow
Aliran humanistik sangat mengagungkan manusia. Aliran ini memandang bahwa manusia bisa berperilaku tidak hanya menjadi objek semata seperti halnya dehumanisasi manusia, tetapi bisa juga menjadi subjek yang bisa berpikir, berkarya, dan beraksi. Menurut aliran humanistik, keperibadian sehat adalah individu yang bisa mengaktualisasikan dirinya, dengan kata lain bisa menggali potensi yang dimilikinya sedalam mungkin. Konsep ini kemudian berlanjut pada teori Abraham Maslow yang memaparkan hirarki kebutuhan yang terdiri lima kebutuhan dasar, yaitu pertama kebutuhan akan pemenuhan fisiologis seperti makan, minum, dan seks. Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan yang ketiga adalah cinta. Kebutuhan keempat adalah kebutuhan perhargaan dan kebutuhan kelima yang merupakan kebutuhan puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Penjabaran tersebut jelas, bahwa individu atau keperibadian sehat menurut sehat Maslow adalah yang bisa memenuhi lima kebutuhan dasar tersebut sampai individu tersebut dapat mengaktulisasikan dirinya.