PSIKOLOGI DAN INTERNET DALAM LINGKUP INTERPERSONAL: Polarisasi dalam internet-polarisasi kelompok

Tentunya kata polarisasi kelompok sudah tak asing lagi ditelinga kita. Terutama bagi orang yang berkecimpung di dunia pendidikan sosial pasti tidak akan asing dengan polarisasi kelompok. Namun ternyata, sekarang ini polarisasi kelompok juga terjadi di intenet. Mengapa? Hal itu terjadi tentunya karena semakin maraknya berbagai jejaring sosial atau social nework di internet, sehingga memudahkan orang untuk menemukan teman dengan minat dan kegemaran yang sama lalu terbentuklah apa yang dinamakan komunitas online. Nah, dari komunitas online itulah sepertinya polaritas kelompok dalam internet terbentuk. Sebelum membahas lebih lanjut bagaimana polarisasi kelompok dalam internet, akan dijelaskan lebih dahulu apa yang dimaksud dengan polarisasi kelompok.

Polarisasi kelompok mengacu pada kecenderungan suatu kelompok untuk membuat suatu keputusan yang lebih ekstrim dari kecederungan yang akan dilakukan anggotanya secara individual (http://en.wikipedia.org/wiki/Group_polarization). Keputusan tersebut tentunya akan sangat berisiko jika dilakukan secara individual. Namun, ketika dilakukan bersama-sama akan semakin kuat dan memunculkan pandangan suatu kelompok pada suatu situasi. Dari polarisasi kelompok, dapat terlihat bagaimana perilaku kelompok pada berbagai situasi kehidupan nyata.

Lalu, bagaimana polarisasi kelompok pun dapat terbentuk di internet? Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa sekarang-sekarang ini jejaring sosial atau yang biasa kita sebut social network adalah suatu fasilitas yang sedang marak dinegara manapun. Alhasil penggunanya sangat banyak, dan muncullah berbagai kelompok di internet atau di jejaring sosial tersebut yang disebut online community. Setelah munculnya kelompok tersebut, otomatis polarisasi pun terbentuk dengan jelas. Dan dalam teori polarisasi kelompok saat ini, dikatakan bahwa internet adalah salah satu aplikasi kehidupan nyata dari polarisasi kelompok dengan social network sebagai contohnya.

Salah satu contoh nyatanya adalah ketika seseorang di jejaring sosial yang menyukai artis atau tokoh tertentu kemudian mencari teman dengan kesamaan minat, kemudian membentuk suatu kelompok atau komunitas pencinta tokoh tersebut. Kemudian karena rasa solidaritas yang kuat dan pandangan kelompok yang begitu tinggi, menjadikan pendapat dari kelompok tersebut terlihat berlebihan dan semakin “menyerang” kubu tokoh lain yang dianggap sebagai lawan dari tokoh yang dicintai. Alhasil karena mereka merasa kuat sebagai kelompok, kegiatan ekstrim seperti menyerang dengan tulisan cacian pun dilontarkan semain intens dan bisa berakibat timbulnya cyberbulliying atau yang dikatakan sebagai bully di dunia maya. Dengan begitu, polarisasi dalam internet saat ini sudah menjadi sangat ekstrim saat ini dan banyak yang mengakibatkan meningkatnya kasus bunuh diri yang diakibatkan oleh bullying. Oleh karena itu, jadilah internet user atau pengguna internet yang baik, yang bijaksana dalam memanfaatkan teknologi. Jangan menjadikan internet sebagai lahan untuk bersenang-senang semata, tetapi gunakanlah internet sebagai lahan untuk membentuk komunitas yang baik dan membawa manfaat bagi sesama.

Selanjutnya —->

klik link-link di bawah ini untuk informasi berkaitan :

andari

aisyah

ajrin

amadea

Tinggalkan komentar